Bismillaah.
Dear fellows, tempat tinggal santri Sekolah Bisnis Muda berada dalam sebuah kompleks yang kami beri nama Imah Santri. Bersyukur sekali Imah Santri berada tepat di belakang Masjid Nurul Iman di Kalisuren, BOGOR. Salah satu masjid terbesar di Kecamatan Tajurhalang dan cukup ramai dengan jamaah. Sebuah masjid yang hidup. Saya tidak menyangka Allah ijinkan kami memiliki imah santri dengan lokasi idaman tersebut. Kedekatan ini semoga menjadikan kemudahan tersendiri bagi santri untuk menjadikan masjid menjadi tautan nafas sehari-hari dan sentra semua amal baik, juga perbaikan peradaban. Aamiin yaa Robb.
Tiap 5 atau 6 santri akan kami beri satu buah rumah tipe 36/72. Sebuah rumah untuk ditinggali dan dikelola. Mereka mengatur, memanage dan bekerja keras agar rumah tetap nyaman ditinggali bersama, bersih, aman, harum, rapi, tertata, bikin rindu, dapur yang harus mampu ngebul tiap harinya, serta listrik yang bisa nyala hingga akhir bulan! Kebayang ya? 😸😺 Awal-awal masuk biasanya masih ambyaar sekali! Rumah berantakan, baju direndam lupa dicuci hingga bau menyengat sekali. Cuek dengan got di depan rumah. Begitulah. Pendekatan kami adalah pembelajaran orang dewasa dan penyadaran. Betul-betul butuh waktu.
Tagline Sekolah Bisnis Muda adalah: Family First, Business Next. Seru banget melihat anak milenial yang belajar untuk memanage rumahnya termasuk melakukan tugas-tugas domestik. Pelan-pelan beranjaknya, sadar bersih-bersih rumah itu butuh waktu. Pujian dilakukan atas semua proses, tak melulu achievement. Semoga di tahun berikutnya bisa go green. Pembiasaan pembebanan tugas domestik harus dilakukan karena signifikan terhadap kedewasaan dan kesuksesan (Julie Lythcott-Haims, 2015). Kalau anak kita selesai menaklukkan “problem” tugas domestik dengan suka hati, maka dia siap untuk menaklukkan dunia!
Dalam ranah ilmu keluarga, hampir semua konflik keluarga disebabkan oleh satu; frekuensi ketidaksepakatan dengan pasangan dan yang kedua; pembagian tugas domestik! Pekerjaan domestik bukan main-main, jangan disepelekan. Jika pekerjaan domestik dikonversi setara dengan pekerjaan pada umumnya, maka pekerjaan dosmetik menyumbang hingga 60% GNP, Boulting (1972), Morgan & Baerwaldt (1973).
Terbiasa memanage tugas domestik, akan membentuk mental berkontribusi anak, dan ini akan terbawa nanti hingga jadi young gentleman/lady yang terbiasa berkontribusi membantu dunia jadi lebih baik.
Leadership apa lagi yang lebih kuat daripada praktik baik yang dilakukan dari hari ke hari, dari yang paling sesederhana yaitu mengelola rumah?
Bagaimana, siap ya melepas anakmu untuk memeroleh adversity quotient tinggi? Jiwa berkontribusi? Mengembangkan akhlak, bakat, bisnis serta kepemimpinannya dalam sekolah kehidupan?